Senin, 04 April 2011

MENGELOLA KOMPOS DI SMK N 1 SEMARANG


PROSEDUR
MENGELOLAH SAMPAH

1. Pisahkan sampah
Organik dan Anorganik





Ini sampah Anorganik











Ini sampah Organik
yang akan olah.










2. Masukan sampah
Organik ke kantong
plastik.

kurang lebih 3/4
dari volume plastik











Anak-anak kelas X-TP-2
sedang memasukan sam
pah dalam kantong plastik















Seorang siswa ini sedang action
memasukan sampah dikantong
plastik.






Gitu saja action !





























3. Cairkan larutan EM dalam ember
setiap 1 liter air untuk 2 sendok EM





Mereka semua sedang menuangkan
larutan EM dalam kantong plastik














Mereka berhati-hati
agar tidak tumpah






















Usahakan semua sampah kena
larutan EM.















4. Kemudian kantong
kantong tsb. masukan
dalam Bak A.
sampai 6 minggu - 3 bulan

Ini dinamakan
PROSES INKUBASI









Ayo lakukan terus !
sebanyak mungkin,






































6. Setelah 3 bulan
kita bongkar dan jemur
sampai kering.

Kemudian digiling sampai
halus.












anak-anak lagi asyik
membongkar dan menjemur
































diratakan dijemur

































7. Setelah kering dan di
haluskan kemudian
ayak.







Mereka semua sedang
mengayak












Ayo ayak terus
sampai halus.











































8. Kemudian dipaking
dalam plastik
dengan ditimbang
setiap kantong plastik
2 Kg.






























Mereka menumpuk hasil
panen yang diperoleh.















9. Siap dipasarkan.













Kompos .... kompos ......
Ayo siapa beli






 




PENGOLAHAN SAMPAH
DI SMK NEGERI 1  SEMARANG




IMG_4926



























oleh :

GURU MAPEL ILMU PENGETAHUAN ALAM
SMK NEGERI 1 SEMARANG








 



              








            Daftar isi :


           
               1.   Halaman judul   ....................................................................................          1
               2.   Daftar isi   ............................................................................................           2
               3.   Pengertian sampah  .............................................................................          3
               4.   Karakteristik sampah di Sekolah  ........................................................          3
               5.   Pengolahan sampah  ..........................................................................           4
               6.   Komposting di SMK Negeri 1 Semarang  ...........................................          4
               7.   Fungsi pembuatan kompos   ..............................................................           7
               8.   Hal-hal yang harus dihindari   ............................................................            7
















1.  Pengertian Sampah

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan [manusia] yang berwujud padat [baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai] dan dianggap sudah tidak berguna lagi [sehingga dibuang ke lingkungan]. Alam tidak mengenal sampah, yang ada hanyalah daur materi dan energi. Hanya manusia yang menyampah [mengakibatkan munculnya sampah].

Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan, karena tidak ada proses konversi yang memiliki efisiensi 100%. Sebagian besar bahan buangan yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik [memiliki ikatan CHO, bagian tubuh makhluk hidup]. Sampah yang berasal dari aktivitas manusia yang dapat bersifat organik maupun anorganik. Contoh sampah organik adalah: sisa-sisa bahan makanan, kertas, kayu dan bambu. Sedangkan sampah anorganik [hasil dari proses pabrik] misalnya: plastik, logam, gelas, dan karet.

Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan, sampah yang bersifat organik tidak begitu bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh mikrobia menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam. Sebaliknya sampah anorganik sukar terombak dan menjadi bahan pencemar.

Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang melonggok  pada suatu tempat penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob [miskin oksigen] akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam sampah, makin tak sedap bau yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan sampah dalam jumlah besar adalah lingkungan yang kotor dan pemandangan yang kumuh.

Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan berkembang biak dengan pesat. Ruang yang ada dicelah-celah sampah dapat berupa ban, kaleng bekas, kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagi tikus. Lalat pada umumnya berkembangbiak pada sampah organik, terutama pada sampah yang banyak mengandung protein, seperti sisa makanan.  Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok untuk habitat nyamuk. Sampah organik menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi mereka.


2.  Karakteristik sampah di Sekolah

Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum sampah dapat dipisahkan menjadi :
1.    Sampah organik/mudah busuk  berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-buahan, sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting).
2.    Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik , karet dan tanah.

Sampah yang dihasilkan sekolah SMK Negeri 1 Semarang kebanyakan adalah jenis sampah dari daun-daun kering yang jumlahnya cukup banyak. Sehari petugas pembersih sampah dapat mengumpulkan 2 – 4 grobag penuh (kurang lebih 0,25 m3) karena jumlah pohon yang berukuran besar di lingkungan SMK Negeri 1 cukup banyak. Jenis sampah basah lainnya jumlahnya sangat sedikit yang dihasilkan dari kantin yang berada didalam sekolah.
Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam yang berasal dari bengkel mesin dan listrik .
3.  Pengelolaan sampah


1.   Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda.

      2.   Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
a.    Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas].
b.    Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
c.    Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi barang yang lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi kompos].

      3.   Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan karena sampah organik cepat membusuk sementara sampah non organik membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga memerlukan perlakuan khusus. Untuk TPS yang sengaja disediakan oleh SMK Negeri 1 Semarang berupa bak sampah permanen yang terbuat dari batu bata bersemen dan diberi lubang yang dilengkapi dengan sistem penutup sehingga tikus, serangga, dan hewan-hewan tertentu tidak masuk ke dalamnya dan juga untuk menghindari bau dari sampah yang bisa mengganggu.

Untuk memudahkan jangkauan pembuangan di SMK Negeri 1 Semarang sudah disediakan bak-bak sampah kecil, yang berwarna hijau untuk sampah organik dan bak sampah orange untuk sampah anorganik yang ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh warga SMK Negeri 1 Semarang, sebagai tempat penampungan sampah sementara sebelum dibuang ke TPS.


4.   Komposting di SMK Negeri 1 Semarang.

Di lingkungan SMK Negeri 1 Semarang, pengelolaan sampah membutuhkan perhatian serius. Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak [warga belajar] tidak menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah berwawasan lingkungan. Pembuatan kompos sudah diberikan kepada siswa-siwi kelas XI dari segala jurusan di sekolah kejuruan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mereka akan belajar bagaimana sampah itu bisa bermanfaat bagi manusia bukan hanya sebagai sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk memupuk tanaman yang ada atau sebagi bahan campuran media tanam dalam pot.

Sampah dedaunan yang dihasilkan di SMK Negeri 1 Semarang yang jumlahnya kurang lebih 0,25 m3 per hari yang dalam 1 bulan diperkirakan berjumlah 7.5 m3, tetapi hanya kurang lebih 1/3 nya yang dapat dibuat kompos. Sedang sisanya dibuang ke TPS karena:
1.    belum ada petugas khusus yang menanganinya
2.    belum memiliki alat pemotong yang memadahi
Namun pada tahun mendatang akan diusahakan supaya proses komposting mendapat perhatian yang lebih serius.

Proses komposting di SMK Negeri 1 Semarang sbb :

a.   Petugas :
      1.   Karyawan yang bertugas pengumpul sampah.
   2.   Guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dibantu dengan karyawan SMK Negeri 1 Semarang.
   3.   Siswa-siswi SMK Negeri 1 Semarang dalam kegiatan praktek.

      b.   Alat dan bahan :
            1.   dua buah bak satu untuk sampah organik (daun) dan lainnya untuk sampah anorganik.


 










            2.   dua buah bak untuk proses inkubasi (bak A dan B)
            3.   dua buah bak untuk proses panen (bak C dan D)






 










            4.   sebuah tempat untuk proses pembuatan, penjemuran, pengayakan dan pengepakan.











 









            5.   kantong plastik atau karung plastik                                                    EM
            6.   ember untuk melarutkan bioaktivator / Efektif Mikroorganisme
            7.   alat bantu lainnya seperti pengaduk, cangkul, pisau, tali rafia
            8.   Efektif Mikroorganisme (EM) sebagai bioaktivator
            9.   sampah organik berupa dedaunan kering
          10.   air, dedak (bekatul) dan gula pasir

      c.   Proses pembuatan
            1.   Potong/cacah daun dengan ukuran 2 s/d 3 cm, dengan menggunakan pisau, atau alat pemotong/perajang daun masukan dalam sebuah tempat atau kantong plastik.







 











            2.   Campurkan bekatul/dedak kedalam potongan daun tersebut.










 












            3.   Larutkan bioaktivator / Efektif Mikroorganisme kedalam ember dan tambahkan gula pasir sedikit aduk sampai merata.

            4.   Selanjutnya larutan tersebut tuangkan kedalam kantong plastik sampai daun basah semua kemudian diikat dengan tali rafia.

            5.   Masukan kedalam bak inkubasi yaitu bak A dan B Tutup rapat kantong biarkan kurang lebih 3 – 6 minggu hingga kompos matang.


 












            6.   Panen
Dilakukan setelah kompos matang. Kompos bisa saja langsung digunakan untuk memupuk tanaman-tamanan di taman atau dijual. Jika kompos akan dijual perlu diolah terlebih dahulu, seperti dijemur, dicacah, diayak dan dipaking.


5.  Fungsi pembuatan kompos

1.    Mampu menyediakan pupuk organik untuk keperluan sekolah.
2.    mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar sekolah.
3.    Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
4.    Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA)
5.    Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
6.    Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir tanah longsor serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat.


6.  Hal-hal yang harus dihindari

      1.   Jangan membuang sampah di sembarang tempat. Membuang sampah di sembarang tempat akan mengganggu kebersihan dan keindahan lingkungan dan bisa menjadi sarang penyakit.
      2.   Jangan membuang sampah di selokan atau sungai. Membuang sampah di selokan atau sungai akan bisa mengakibatkan terjadinya bahaya banjir.
      3.   Jangan membiarkan TPS (jika ada) berada dalam kondisi terbuka. Hal ini bisa menye-babkan mudahnya kontak hewan tertentu dengan sampah yang bisa menyebabkan penyakit dan juga menyebabkan bau busuk menyebar.
      4.   Tidak melakukan pembakaran sampah disamping berbahaya bagi keselamatan sendiri juga menimbulkan polusi.


 
 
----



























































































































































































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar