PROSEDUR
MENGELOLAH SAMPAH
1. Pisahkan sampah
Organik dan Anorganik
Ini sampah Anorganik
Ini sampah Organik
yang akan olah.
2. Masukan sampah
Organik ke kantong
plastik.
kurang lebih 3/4
dari volume plastik
Anak-anak kelas X-TP-2
sedang memasukan sam
pah dalam kantong plastik
Seorang siswa ini sedang action
memasukan sampah dikantong
plastik.
Gitu saja action !
3. Cairkan larutan EM dalam ember
setiap 1 liter air untuk 2 sendok EM
Mereka semua sedang menuangkan
larutan EM dalam kantong plastik
Mereka berhati-hati
agar tidak tumpah
Usahakan semua sampah kena
larutan EM.
4. Kemudian kantong
kantong tsb. masukan
dalam Bak A.
sampai 6 minggu - 3 bulan
Ini dinamakan
PROSES INKUBASI
Ayo lakukan terus !
sebanyak mungkin,
6. Setelah 3 bulan
kita bongkar dan jemur
sampai kering.
Kemudian digiling sampai
halus.
anak-anak lagi asyik
membongkar dan menjemur
diratakan dijemur
7. Setelah kering dan di
haluskan kemudian
ayak.
Mereka semua sedang
mengayak
Ayo ayak terus
sampai halus.
8. Kemudian dipaking
dalam plastik
dengan ditimbang
setiap kantong plastik
2 Kg.
Mereka menumpuk hasil
panen yang diperoleh.
9. Siap dipasarkan.
Kompos .... kompos ......
Ayo siapa beli
PENGOLAHAN SAMPAH
DI SMK NEGERI 1 SEMARANG
oleh :
GURU MAPEL ILMU PENGETAHUAN ALAM
SMK NEGERI 1 SEMARANG
Daftar isi :
1. Halaman
judul
.................................................................................... 1
2. Daftar isi
............................................................................................ 2
3. Pengertian
sampah
............................................................................. 3
4. Karakteristik
sampah di Sekolah
........................................................ 3
5. Pengolahan sampah
.......................................................................... 4
6. Komposting di
SMK Negeri 1 Semarang ........................................... 4
7. Fungsi pembuatan kompos
.............................................................. 7
8. Hal-hal yang harus dihindari
............................................................ 7
1. Pengertian Sampah
Sampah adalah sisa suatu
usaha atau kegiatan [manusia] yang berwujud padat [baik berupa zat organik
maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai] dan dianggap
sudah tidak berguna lagi [sehingga dibuang ke lingkungan]. Alam tidak mengenal sampah, yang ada hanyalah daur materi dan energi. Hanya
manusia yang menyampah [mengakibatkan munculnya sampah].
Segala macam organisme
yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan, karena tidak ada proses
konversi yang memiliki efisiensi 100%. Sebagian besar bahan buangan yang
dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik [memiliki
ikatan CHO, bagian tubuh makhluk hidup]. Sampah yang berasal dari aktivitas
manusia yang dapat bersifat organik maupun anorganik. Contoh sampah organik
adalah: sisa-sisa bahan makanan, kertas, kayu dan bambu. Sedangkan sampah
anorganik [hasil dari proses pabrik] misalnya: plastik, logam, gelas, dan
karet.
Ditinjau dari
kepentingan kelestarian lingkungan, sampah yang bersifat organik tidak begitu
bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh mikrobia menjadi bahan yang
mudah menyatu kembali dengan alam. Sebaliknya sampah anorganik sukar terombak
dan menjadi bahan pencemar.
Pencemaran lingkungan
umumnya berasal dari sampah yang melonggok pada suatu tempat penampungan
atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob [miskin
oksigen] akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam
sampah, makin tak sedap bau yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan
sampah dalam jumlah besar adalah lingkungan yang kotor dan pemandangan yang
kumuh.
Timbunan sampah menjadi
sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan berkembang biak
dengan pesat. Ruang yang ada dicelah-celah sampah dapat berupa ban, kaleng
bekas, kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagi tikus. Lalat pada
umumnya berkembangbiak pada sampah organik, terutama pada sampah yang banyak
mengandung protein, seperti sisa makanan. Suasana yang lembab dan hangat
sangat cocok untuk habitat nyamuk. Sampah organik menyediakan sumber makanan
yang melimpah bagi mereka.
2. Karakteristik
sampah di Sekolah
Sekolah sebagai tempat
berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar,
rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum sampah dapat dipisahkan
menjadi :
1. Sampah organik/mudah busuk berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-buahan, sisa
ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting).
2. Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik , karet dan tanah.
Sampah yang dihasilkan
sekolah SMK Negeri 1 Semarang kebanyakan adalah jenis sampah dari daun-daun
kering yang jumlahnya cukup banyak. Sehari petugas pembersih sampah dapat
mengumpulkan 2 – 4 grobag penuh (kurang lebih 0,25 m3) karena jumlah
pohon yang berukuran besar di lingkungan SMK Negeri 1 cukup banyak. Jenis
sampah basah lainnya jumlahnya sangat sedikit yang dihasilkan dari kantin yang
berada didalam sekolah.
Sampah kering yang
dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam yang berasal
dari bengkel mesin dan listrik .
3. Pengelolaan
sampah
1. Pemilahan yaitu memisahkan
menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan ditempatkan dalam wadah
yang berbeda.
2. Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
a. Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan untuk
dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas].
b. Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah
serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
c. Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi barang yang
lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi kompos].
3. Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah,
dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk
selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sampah yang dibuang ke
TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang telah dilakukan. Hal ini
dilakukan karena sampah organik cepat membusuk sementara sampah non organik
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga memerlukan perlakuan
khusus. Untuk TPS yang sengaja disediakan oleh SMK Negeri 1 Semarang berupa bak
sampah permanen yang terbuat dari batu bata bersemen dan diberi lubang yang
dilengkapi dengan sistem penutup sehingga tikus, serangga, dan hewan-hewan
tertentu tidak masuk ke dalamnya dan juga untuk menghindari bau dari sampah
yang bisa mengganggu.
Untuk memudahkan
jangkauan pembuangan di SMK Negeri 1 Semarang sudah disediakan bak-bak sampah
kecil, yang berwarna hijau untuk sampah organik dan bak sampah orange untuk
sampah anorganik yang ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh
warga SMK Negeri 1 Semarang, sebagai tempat penampungan sampah sementara
sebelum dibuang ke TPS.
4. Komposting di SMK Negeri 1 Semarang.
Di lingkungan SMK Negeri
1 Semarang, pengelolaan sampah membutuhkan perhatian serius. Dengan komposisi
sebagian besar penghuninya adalah anak-anak [warga belajar] tidak menutup
kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai
media pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik
adalah berwawasan lingkungan. Pembuatan kompos sudah diberikan kepada
siswa-siwi kelas XI dari segala jurusan di sekolah kejuruan dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mereka akan belajar bagaimana sampah itu
bisa bermanfaat bagi manusia bukan hanya sebagai sesuatu yang kotor dan
menjijikkan. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk memupuk tanaman yang
ada atau sebagi bahan campuran media tanam dalam pot.
Sampah dedaunan yang
dihasilkan di SMK Negeri 1 Semarang yang jumlahnya kurang lebih 0,25 m3
per hari yang dalam 1 bulan diperkirakan berjumlah 7.5 m3, tetapi
hanya kurang lebih 1/3 nya yang dapat dibuat kompos. Sedang sisanya dibuang ke TPS karena:
1. belum ada petugas khusus yang menanganinya
2. belum memiliki alat pemotong yang memadahi
Namun pada tahun
mendatang akan diusahakan supaya proses komposting mendapat perhatian yang
lebih serius.
Proses komposting di SMK Negeri 1 Semarang sbb :
a. Petugas :
1. Karyawan yang bertugas pengumpul sampah.
2. Guru
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dibantu dengan karyawan SMK Negeri 1
Semarang.
3. Siswa-siswi
SMK Negeri 1 Semarang dalam kegiatan praktek.
b. Alat dan bahan :
1. dua
buah bak satu untuk sampah organik (daun) dan lainnya untuk sampah anorganik.
2. dua buah bak untuk proses
inkubasi (bak A dan B)
3. dua buah bak untuk proses panen
(bak C dan D)
4. sebuah
tempat untuk proses pembuatan, penjemuran, pengayakan dan pengepakan.
5. kantong plastik atau karung
plastik
EM
6. ember untuk melarutkan bioaktivator
/ Efektif Mikroorganisme
7. alat bantu lainnya seperti pengaduk, cangkul,
pisau, tali rafia
8. Efektif Mikroorganisme (EM) sebagai
bioaktivator
9. sampah organik berupa dedaunan kering
10. air,
dedak (bekatul) dan gula pasir
c. Proses pembuatan
1. Potong/cacah daun dengan ukuran 2 s/d 3 cm, dengan menggunakan
pisau, atau alat pemotong/perajang daun masukan dalam sebuah tempat atau
kantong plastik.
2. Campurkan bekatul/dedak kedalam
potongan daun tersebut.
3. Larutkan bioaktivator / Efektif Mikroorganisme kedalam ember dan
tambahkan gula pasir sedikit aduk sampai merata.
4. Selanjutnya larutan tersebut tuangkan kedalam kantong plastik
sampai daun basah semua kemudian diikat dengan tali rafia.
5. Masukan kedalam bak inkubasi yaitu bak A dan B Tutup rapat kantong
biarkan kurang lebih 3 – 6 minggu hingga kompos matang.
6. Panen
Dilakukan setelah
kompos matang. Kompos bisa saja langsung digunakan untuk memupuk
tanaman-tamanan di taman atau dijual. Jika kompos akan dijual perlu diolah
terlebih dahulu, seperti dijemur, dicacah, diayak dan dipaking.
5. Fungsi pembuatan kompos
1. Mampu menyediakan pupuk organik untuk keperluan sekolah.
2. mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di
sekitar sekolah.
3. Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
4. Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan
akhir (TPA)
5. Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir
(TPA).
6. Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa
bau, selokan macet, banjir tanah longsor serta penyakit yang ditularkan oleh
serangga dan binatang pengerat.
6. Hal-hal yang harus dihindari
1.
Jangan membuang sampah di sembarang
tempat. Membuang sampah di sembarang tempat akan mengganggu kebersihan dan
keindahan lingkungan dan bisa menjadi sarang penyakit.
2.
Jangan membuang sampah di selokan atau
sungai. Membuang sampah di selokan atau sungai akan bisa mengakibatkan
terjadinya bahaya banjir.
3.
Jangan membiarkan TPS (jika ada) berada
dalam kondisi terbuka. Hal ini bisa menye-babkan mudahnya kontak hewan tertentu
dengan sampah yang bisa menyebabkan penyakit dan juga menyebabkan bau busuk
menyebar.
4. Tidak melakukan pembakaran sampah disamping
berbahaya bagi keselamatan sendiri juga menimbulkan polusi.
----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar